Pertemuan Rektor, Pimpinan Universitas, dan Fakultas dengan Mahasiswa dalam Penyambutan Mahasiswa Disabilitas di Universitas Teknologi Bandung

blog-img 18 September 2024

Pada Tanggal 12 September 2024 Universitas Teknologi Bandung (UTB) menggelar pertemuan penting yang melibatkan rektor, pimpinan universitas, fakultas, serta mahasiswa dalam rangka penyambutan khusus bagi mahasiswa penyandang disabilitas. Pertemuan ini menjadi tonggak bersejarah, mengingat UTB adalah satu-satunya universitas di wilayah tersebut yang secara resmi membuka kelas inklusif bagi mahasiswa penyandang disabilitas, baik di bidang akademik maupun non-akademik.

Dalam pertemuan tersebut, dibahas secara mendalam mengenai program-program untuk mendukung penerimaan mahasiswa disabilitas di UTB. Para pimpinan universitas menekankan bahwa keterbatasan fisik atau sensorik tidak menjadi halangan bagi semangat para mahasiswa disabilitas untuk berprestasi di berbagai bidang. Dosen yang juga merupakan penyandang disabilitas di UTB turut memberikan inspirasi bagi para mahasiswa, menunjukkan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk berkontribusi di dunia akademis.

Salah satu terobosan signifikan yang menjadi sorotan adalah kehadiran Juru Bahasa Isyarat (JBI) di kampus, yang berperan penting dalam mendukung mahasiswa penyandang disabilitas, terutama yang memiliki hambatan komunikasi verbal, untuk menggapai impian akademisnya. Pihak universitas menyampaikan bahwa JBI akan disediakan untuk mendampingi kelas yang terdiri dari 40 mahasiswa, dengan kontrak per semester. Hal ini memungkinkan mahasiswa penyandang disabilitas mendapatkan akses pendidikan yang lebih inklusif.

Untuk mendukung mahasiswa disabilitas lebih lanjut, UTB juga memperkenalkan bantuan buku juru bahasa genetik, yang mana biaya pembayarannya akan dibagi antara pihak orang tua atau wali mahasiswa. Ini merupakan bentuk kerja sama antara kampus dan mahasiswa untuk memastikan mereka mendapatkan fasilitas terbaik.

Selain itu, kampus juga membuka peluang bagi mahasiswa atau pihak yang memerlukan bantuan JBI untuk mengajukan permohonan kepada Komisi Nasional Disabilitas (KND). Dengan langkah ini, UTB berharap bisa memberikan pelayanan maksimal bagi seluruh mahasiswanya.

Dalam rangka memperluas penyebaran informasi terkait program-program untuk mahasiswa disabilitas, UTB akan membentuk sebuah grup khusus yang dirancang untuk memudahkan koordinasi dan berbagi informasi. Grup ini diharapkan menjadi wadah komunikasi yang efektif bagi para mahasiswa, dosen, serta pihak kampus dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif dan ramah disabilitas.

Dengan berbagai inisiatif tersebut, UTB berkomitmen untuk terus menjadi pelopor pendidikan inklusif di Indonesia, menciptakan lingkungan akademik yang adil dan merata bagi semua mahasiswa, tanpa terkecuali.